Friday 17 March 2017

INI KONSEP BAHAGIAKU , KAMU?

Dulu.... konsep BAHAGIA versi saya adalah:

Menyelesaikan pendidikan di sekolah sebaik mungkin, minimal peringkat 10 besar kelas. Bekerja sebagai karyawan di bank atau bekerja di luar negeri, punya rumah dan mobil sendiri, kemudian menikah dengan Kevin Scott Richardson (salah satu member boyband idola saya sejak 1996-sekarang, Backstreet Boys). Menguasai minimal 2 bahasa asing selain bahasa Inggris, melanjutkan studi minimal S2. Traveling keliling dunia..
Waaah.... banyak sekali sebenarnya, yang intinya, hal-hal tersebut fokus kepada materi dan diri saya sendiri. I could say that I work sooo hard to achieve all of that.

Kenyataannya...

Well, saya sempat bekerja di salah satu bank asing ternama di Jakarta tapi tidak di luar negeri. Saya belum punya rumah atau mobil. Selama ini saya menggunakan mobil karna fasilitas kantor. Saya pernah belajar bahasa Spanyol, Mandarin dan Jepang  yang nyatanya tidak bisa saya kuasai dengan baik sampai sekarang. Saya gagal menikah dengan Kevin karna dia menemukan wanita yang lebih menarik dari saya  (ya iyalah.... Kristin Willits gitu lho... dan saya masih di bawah umur). Rute keliling dunia yang saya rencanakan bahkan belum saya mulai... (walaupun sudah ada actionnya)

Dari saya SD-SMU luckyly proporsi juara 10 besar di kelas lebih banyak (saya pernah lho turun peringkat ke urutan 30 karna gejolak puber ;D) dan saya sangat beruntung bisa menyelesaikan pendidikan sampai ke jenjang yang saya cita-citakan. Saat ini saya bekerja di perusahaan yang menggaji saya dengan baik, energi yang saya keluarkan versus bayaran yang saya dapatkan bisa dikatakan seimbang. Minimal secara materi saya tercukupi karna memang pendapatan saya hanya untuk diri sendiri.
Well, so far look so good right? but the way I feel is so different my friend.
For everything I've got, none of them makes me happy... and it disturbed me seriously.

Konsep BAHAGIA saya sekarang... I learn how to let all go. Saya belajar untuk melepaskan APAPUN yang berada diluar kontrol saya.

Bagaimana caranya?

1. Materi berupa harta benda, uang, karir, relationship... semua itu hanyalah pelengkap kehidupan bukan merupakan kemelekatan hidup. And then I let it go...
2. Saya tidak akan pernah bisa membuat semua orang menyukai saya, maka saya hanya akan menjadi diri saya sendiri dan berhenti memikirkan pendapat orang lain tentang saya. And then I let it go...
3. Saya harus banyak berbagi, harus banyak menolong, harus banyak sharing dalam bentuk apapun. And then I let it go...
4. Saya berhenti memikirkan apa yang terbaik untuk saya. And then I let it go...
5. Saya lebih baik diam, atau paling parah masuk kamar dan menangis daripada mengeluarkan kata-kata "kebun binatang" ketika sudah di limit batas amarah saya. (Btw, sampai sekarang kalau saya sedang kesal saya masih agak susah untuk tidak mengeluarkan kata-kata seperti brengsek, kampret, shit, sialan, kurangajar). And then I let it go...
6. Saya mencoba lebih rasional daripada menghakimi. And then I let it go...
7. Jika ada hal yang mengganjal, saya akan bertanya secara langsung daripada ber-asumsi yang tidak jelas. Please stop over analyzing! And then I let it go...
8. Saya bertanggung jawab penuh atas kebahagiaan saya, dan bukan tergantung orang lain. And then I let it go...
9. Saya akan tegas terhadap reaksi saya sendiri atas peristiwa apapun yang terjadi dalam hidup saya. Saya akan mengatakan iya kalau memang iya, tidak kalau memang tidak (and I never look back darling). And then I let it go...
10. Asking or questioning me for anything but I won't let someone/something to control, influence or force me. Just let me to be me. And then I let it go...

And you know what? I told all above to some of my mates and they directly called me 'the newest kind of stubborn and selfish person in the world'. It's okay then... at least I'm not kind of 'galau/ababil' or fickle.
I may become 'whatever they called me' but the most important thing is my concern of helping others, as it become my purpose of life. It shows how much I care.

Once more... And then I let it go.... ^______^

Note:
Manusia hanya bermasalah dengan dirinya sendiri, bila kita tidak punya waktu untuk masuk dan menengok apa yang di dalam, sampai kapanpun kita akan terombang ambing dengan menyibukkan pikiran agar masalah tersebut tertumpuk lalu terlupakan tanpa ada penyelesaian.

Memeluk kesedihan serupa dengan memeluk kesenangan adalah resep harian yang kami telan tiap hari. Kesenangan dan kesedihan adalah saudara kembar yang patut diperlakukan dengan sama, suka tidak digenggam, 'RASA DUKA YANG TIDAK DITOLAK ADALAH RAHASIA KEBAHAGIAAN YANG TIDAK POPULER' (I kindly very like this statement)-- Gobind Vashdev

No comments:

Post a Comment