Friday 10 March 2017

When You Help Others...Just Give It Away.

Oke.... sejujurnya saya menulis hal berikut ini karna saya sedang gloomy begitu membaca status FB dari seseorang yang selama ini sangat menginspirasi saya, ito Togu Simorangkir. Begini statusnya:

"Sepulang nutup lapak jualan Telur Bebek, jemput Nous Les Piano. Ketika di Jalan Tarutung, melihat seorang ibu duduk kelelahan membawa dagangannya. Tidak ada orang yang menghiraukannya.
Akupun berhenti dan membeli 9 bal abu gosok untuk cuci piring.
Setelah barang dagangan ibu itu ke Mobil, aku memberikan uang pembelian dan beberapa butir Telor Bebek. Beliau berjalan kaki sangat jauh untuk menawarkan dagangannya.
Sebelum beliau berlalu, kutanyalah boru apa.
"Boru Situmorang, ito." jawabnya.
Akupun menyalamnya untuk kali kedua dengan membungkuk.
Opungku Boru Situmorang. Yang menikah dengan Tuan Bangkok (U. Gultom)."


Ito saya ini adalah seorang aktivis sosial yang tidak akan pernah sungkan dalam menolong orang lain sekaligus mengajak orang lain turut berpartisipasi. Saya sempat 'adu argumen' dengan adik saya perempuan mengenai ito ini. Jadi begini ceritanyaaa...

Adik saya perempuan sebut saja namanya R mempunyai kakak kelas sewaktu sekolah dulu yang bekerja di Melbourne Australia sebagai chef di sebuah restaurant, sebut saja namanya Y. Y merupakan salah satu donatur dari ito Togu dalam mencari sumber dana untuk aksi kemanusiaan dan sosial yang dilakukannya. Jadi Y melakukan program satu kali dalam seminggu di restaurant tempat dia bekerja yaitu acara tor-tor adat batak toba untuk menggalang dana dari pelanggan restaurant. Setiap dana sudah terkumpul, maka Y akan transfer ke ito Togu. Beberapa waktu lalu, Y berhasil membuat video anak-anak Samosir yang secara ekonomi sangat miskin, dan meminta bantuan kepada Ellen DeGeneres. Ellen sendiri dikenal sebagai salah seorang pemerhati kemanusiaan. Y kemudian sharing video tersebut di media sosial. Isi videonya kira-kira begini

"Hai... Ellen how are you? We're children from Samosir Island Indonesia. We need a helping hand to support our education. We hope you can help us and we need books."

Nah, terkait video tersebut saya kemudian menelepon adik saya dan mengatakan bahwa saya sangat salut dengan kakak kelasnya si Y yang sangat effort untuk membantu anak-anak Samosir. Adik saya kemudian membantah dan mengatakan apa yang dilakukan Y tidak lebih dari 'mengemis' kepada orang lain. Walaupun judulnya Y membantu anak-anak tersebut, dengan membuat program di restaurant ditempat bekerja dan membuat video kepada selebritis dunia untuk meminta-minta bukanlah cara yang smart. Adik saya R dengan opininya sendiri merasa masih banyak hal lain yang dapat dilakukan untuk membantu kaum marginal tanpa harus 'menjual' kisah penderitaan mereka.

Saya kemudian menimpali adik saya. Apa yang menjadi pendapat saya adalah 'niat dan aksi'. Ketika seseorang peduli dengan sesama yang kurang beruntung, bagi saya itu sudah merupakan hal yang luar biasa, apalagi kalau dia sudah punya niat dan melakukan aksi untuk mewujudkannya, saya hanya akan menjadi semakin menghormati mereka. Yang saya tahu ito Togu dan Y tidak memanfaatkan dana bantuan tersebut untuk memperkaya dan mempertebal kantong mereka. Mereka berdua adalah orang-orang yang sudah melalui perjuangan hidup yang berat sehingga mereka tahu rasanya ketika tidak memiliki 'sesuatu'. Ito togu sendiri menolak semua bentuk bantuan jika itu berasal dari perusahaan yang mempunyai masalah dengan lingkungan alam (dia pernah menolak bantuan dari beberapa perusahaan besar yang tersandung kasus pencemaran lingkungan, padahal nominalnya lumayan besar atau dari para pejabat dengan tujuan politis agar tidak dijadikan ajang aji mumpung oleh pihak-pihak lain untuk mencari nama. Ito Togu ini sangat keras kepala dan orang yang paling punya prinsip. Perkataan dan perbuatannya sangat konsisten. Hal ini membuat dia menjadi salah seorang yang sangat special dan menginspirasi saya. 

Pada saat saya bertanya kepada adik saya R apa yang sebaiknya dilakukan jika ada niat  untuk membantu kaum marginal? dia menjawab, bahwa sebaiknya jika ada niat untuk menolong orang lain maka tidak perlu meminta-minta kepada yang lain. Tolonglah dengan kemampuan dan kekuatan sendiri. Sampai disini, entah kenapa saya masih tidak setuju dengan adik saya, dia bahkan membuat statement jika dia mau membantu orang lain, dia tidak akan meminta-minta kepada orang lain juga.

Beberapa tahun kemudian...

Tahun lalu, adik saya R memutuskan untuk menjadi sukarelawan dan meninggalkan bisnisnya untuk sementara di Bandung dan berangkat ke Papua pedalaman selama 6 bulan untuk mengajar bahasa Inggris di tingkat sekolah dasar. Namun ternyata Tuhan mengijinkan adik saya untuk melihat lebih banyak lagi. Wilayah Papua tempat adik saya mengajar sangat....sangat....sangat.... miskin. Disana anak-anak jarang pakai baju dan tinggal dipedalaman hutan. Mereka juga jarang mandi dan tempat tinggalnya hanya gubuk kecil yang sederhana. Sumber air juga sangat minim dan jarang bisa didapati. Selain itu mereka juga rata-rata kekurangan gizi dan banyak anak yang menderita busung lapar. Adik saya langsung mengalami 'shock mental' yang luar biasa dan menangis hampir setiap hari selama 2 minggu pertama bertugas disana. Dia ingin memberi lebih tapi dia tidak mampu, tapi dia juga tidak bisa berhenti memikirkan kekurangan anak-anak Papua tersebut. Adik saya hanya berpikir "I have to do something for them!". Dia kemudian mengirim foto-foto anak-anak Papua tersebut kepada orang tua kami agar dapat membantu mereka secara finansial. Mungkin karna gengsi dengan kata-katanya dulu, adik saya ini malahan tidak menghubungi saya. 

Beberapa waktu kemudian ketika saya menelepon orangtua saya, mereka kemudian menceritakan kisah R di Papua. Tanpa menunggu waktu lama, saya kemudian menelepon R dan menanyakan apa yang bisa saya bantu dari Jakarta untuk men-support aksi kemanusiaan yang dilakukannya disana. Mungkin karna malu dia hanya menjawab 'Kalau kakak mau membantu, harus benar-benar ikhlas ya kak. Soalnya aku sebenarnya agak malu sharing foto-foto anak-anak ini dan seakan-akan mengemis kepada orang lain untuk membantu mereka. Tapi aku merasa lebih malu lagi kalau tidak melakukan sesuatu sementara aku tau ada orang-orang diluar sana yang bisa membantu mereka'. Saya kemudian menjawab bahwa hanya orang tolol yang menghakimi sesamanya ketika akan membantu orang lain. At least, adik saya sudah merasakan apa yang dirasakan oleh ito Togu dan Y saat mereka ingin melakukan sesuatu untuk sosial.

Well, satu hal yang saya sadari ketika kita mengajak orang lain untuk terlibat aksi sosialturut membantu, itu bukan hal yang memalukan ataupun mengemis. Dan bagi orang yang ingin menolong mereka, tolong sajalah... tidak usah berasumsi yang aneh-aneh. Tidak perlu menunggu untuk diberi ucapan terima kasih atau meminta report pertanggung jawaban (kecuali aksi sosial ini dilakukan oleh perusahaan yang biasanya merupakan program CSR). Jika memang merasa curiga kalau-kalau itu penipuan, ya sudah tidak usah dibantu tapi jangan pernah membuat isu atau gosip diluar sana. Just help and then give it away. Sekarang juga sudah banyak kok wadah resmi dan terpercaya untuk melakukan aksi sosial (contoh di kitabisa.com). 

Satu hal yang saya ingin sampaikan, I do really proud of my sister!!! I respect her for what she had done at Papua. Saya sangat bersyukur dia tidak sakit disana, dan bahkan bisa menolong orang banyak. Kami pernah melakukan video call dan saya bicara dengan anak laki-laki Papua berusia 3 tahun (dia ditinggal mati ibunya saat melahirkan dia, dan ditinggal mati juga oleh bapaknya yang tewas dibunuh oleh hewan buas di hutan) bernama Sadrakh. Sadrakh kemudian dirawat oleh para tetangganya dan mengalami penyakit kulit dan kekurangan gizi. Di video call itu adik saya mengajak dia bernyanyi untuk saya. Wow.... jangan ditanya bagaimana perasaan saya...campur aduklah....

So guys, just do what you do to help others and please do not judge for someone who does it. If you feel like hesitate to help, then forget about it but keep your mouth silent. No more judgement!


Sadrakh and My Sister R ^___^


My Sister: Sadrakh! ai lop yuuu..
S: lop yu tuuuu (bisa dong dia bales cuma diajarin 2 kali doang)
My Sister: ayo kita menyanyi! Sadrakh mo menyanyi apakah?
S: Allah itu baik.. Allah itu baikkk..🎵🎶 (Sadrakh pun langsung menyanyi sambil goyang2 dan muncrat sana sini ðŸ˜‚)
#MissingSadrakhSoBad
#SadrakhSmartBoy
(Source: My sister FB account)


No comments:

Post a Comment