Thursday 15 December 2016

My Brother and Sister at Aleppo

Sudah mendengar tragedi Aleppo?
Pagi ini saya melihat video dari saudara saudari "kemanusiaan" kita yang berisi pesan kepada umat manusia dunia. Isinya jelas menggambarkan penderitaan dan kondisi terakhir dari kota tersebut.

Saya juga melihat video ayng menampilkan seorang bocah yang tertimbun bangunan, ada bocah yang menangis sendirian diantara robohnya gedung disekitarnya.... semuanya terasa sangat mengerikan.

Kota Aleppo yang tadinya merupakan kota indah berubah seakan-akan menjadi kota mati sejak menghadapi perang saudara tahun 2012 sampai sekarang.

Aleppo adalah kota kedua terbesar kedua setelah Damaskus di negara Suriah, bisa dikatakan seperti Surabaya-nya Indonesia. Perang berkecamuk antara pihak oposisi dan pemerintah yang sedang berkuasa, presiden Suriah Bashar al Assad (masyarakat Suriah sudah menyebut rezim). Terjadi perebutan wilayah dimana bagian timur Suriah dikuasai oleh oposisi, sedangkan bagian barat dikuasai oleh rezim pemerintah. Campur tangan pihak luar, dalam hal ini Rusia dan Iran bersama-sama membantu rezim pemerintahan Suriah dalam memerangi pihak oposisi yang sebenarnya menginginkan revolusi.

Pihak opisisi dalam kenyataannya adalah kelompok militan yang memiliki beberapa agenda dan kebetulan mempunyai satu sasaran yaitu menumbangkan pemerintahan Bashar al Assad.

Sejak Maret 2011, rezim pemerintah Suriah berusaha sekuat tenaga untuk menahan serangan oposisi sampai pada akhirnya kota Aleppo jatuh ke tangan oposisi. Pada Februari 2012, oposisi menyerang markas intelijen dan polisi Suriah  dan menewaskan 28 orang warganya. Situasi semakin parah ketika pihak opisis juga harus nerhadapan dengan pihak ISIS di wilayah pemberontakan. Tidak dapat dihindari, perang saudara akhirnya terjadi dan menyebabkan kematian warga sipil. Sejauh ini telah tewas 300.000 jiwa dikedua belah pihak termasuk masyarakat sipil dan lebih dari 12 juta warga mengungsi.

Islamic State (IS) merupakan bagian dari opisisi dan merupakan kelompok yang paling kuat dan ditakuti. IS adalah kelompok Sunni yang didukung oleh bekas pasukan militer elit Saddam Hussein dari Irak. Dilain pihak, Arab Saudi yang pada dasarnya ingin menyerang Bashar al Assad yang didukung juga oleh Iran, juga menyerang IS.

Negara Turki juga tidak mau ketinggalan meramaikan suasana. Karena ketakutan akan terbentuknya negara Kurdistan di Suriah dan juga seringa bersiteru dengan Assad, maka Turki melatih pasukan oposisi dengan dibantu biaya oleh AS.

Secara singkat Suriah akhirnya terbelah antara pihak pemerintah, oposisi, ISIS dan kaum Kurdi (yang dari dulu berusaha mendapatkan kemerdekaannya sendiri) exclude pendukung di pihak masing-masing.

Semoga penderitaan saudara saudari kita disana segera berakhir, dan kita sebagai manusia banyak belajar dari kejadian tersebut. Lakukan apa yang bisa dilakukan untuk kebaikan  bersama, semoga kiranya damai sejahtera tinggal dalam hati dan kehidupan kita.

No comments:

Post a Comment