Thursday 24 November 2016

Di radio... aku dengar.... lagu kesayanganmu....

Friday, 17 June 2016


Di radio... aku dengar.... lagu kesayanganmu....

Saya lumayan addict dengan yang namanya radio. Alasannya mengapa adalah sebagai berikut:

1. Bapak saya.... iya bapak Sihaloho yang ganteng itu,  adalah orang yang sangat strict dan disiplin serta ekstra hati-hati dengan segala sumber informasi yang masuk ke rumah. Dalam hal ini, beliau amat sangat khawatir sumber informasi yang berasal dari televisi. Dari jaman sekolah SD, SMP dan SMU satu-satunya siaran yang boleh ditonton adalah acara berita, itupun berita malam. Sebelum tiba waktunya menonton, kami wajib ada didalam kamar, disuruh belajar atau mengerjakan PR. Saya ingat waktu itu entah kenapa setiap waktu belajar, daya tahan otak saya hanya paling lama 1 jam.... setelah itu ada sesuatu yang namanya "ngantuk" menghampiri... dan bapak saya bisa tiba-tiba masuk kamar untuk melihat apakah anak-anaknya masih dalan kondisi ON atau tidak. Kalau ketahuan tidur wah... bisa dikeramas.... :D ;D ;D Untuk menyiasati itulah saya sampai menabung demi bisa membeli radio saku kecil supaya saya lebih rileks ketika belajar. Rasanya menyenangkan mendengarkan ada orang bicara, kemudian ada lagu yang diputar. Kalau kebetulan tahu syairnya bisa sambil nyanyi...nyanyi...

2. Jaman saya waktu SMP dulu, waktu masa puberitas... saya dan anggota genk saya suka kirim-kirim salam dan lagu lewat radio lokal. Saya ingat nama stasiun radionya CAS FM. Kadang kami suka kirim salam dan lagu ke cowo yang ditaksir disekolah, tapi nggak berani mengaku nama aslinya alias NN (no name). Ampuuuun dah....

Penyiar radio: Berikutnya ada request lagu dari NN untuk Kevin (bukan nama sebenarnya) di jalan Mawar no. 45 (bukan alamat sebenarnya juga) dengan judul 'Show me the meaning of being lonely' dari Backstreet Boys... pesannya semoga Kevin sehat-sehat dan baik-baik disana.... dan jangan lupa PR matematikanya dikerjakan ya... (cuiiiit...cuiit...) 

Yang request (iya, saya orangnya): Senyum....senyum....

Sampai sekarang saya masih bingung kenapa dulu saya seringkali mengirim lagu ini, seakan-akan cowo yang saya taksir sangat memahami makna 'kesendirian' sehingga sayapun sangat ingin berguru padanya...

Jadi intinya waktu itu saya butuh radio untuk memuaskan perasaan saya yang seolah-olah care sama cowo yang ditaksir. Perihal si cowo dengar atau tidak, hanya Tuhanlah yang tahu....

3. Saat jaman SMU hubungan saya dengan radio naik ke tahap yang lebih tinggi. Bersama sahabat saya yang berinisial 'J' (Yes, its you 'J'), dari sekedar request lagu menjadi dekat dengan si penyiar radio langsung. Ada jam-jam indah berbincang melalui telepon dengan si penyiar radio. Setiap pagi ketemu disekolah pasti gosipin penyiar radio yang kita demen. Si A jutek tuh.... si B orangnya baik... si C okelah ya... (padahal bertatap muka saja belum pernah). Saya dan sahabat saya akhirnya copy darat dengan beberapa penyiar radio tadi... dan eheeeeem diakhiri dengan kisah asmara (Tolong dicatat, kisah asmaranya bukan dengan saya, tapi dengan sahabat saya. Sahabat saya punya kisah asmara bukan dengan penyiar radionya, tapi dengan sahabat si penyiar radio. Rencana Tuhan memang luar biasa...)

Pointnya waktu itu, melalui radio saya punya teman baru dan sahabat saya punya pacar baru.

4. Jaman kuliah, saya butuh radio sebagai pengantar tidur siang saya. Setiap siang jam 12.30 ada program radio dengan tittle 'FORMULA' -- formasi musik lambat. Saat itu adalah moment yang paling indah... musik mendayu-dayu mengiringi kekuatan mata saya yang sudah 5 watt. Pokoknya jangan diganggu!  Ritualnya adalah maskeran, set program FORMULA dan zzzzzz.....zzzzzzzzz.....zzzzzzz.....

Kesimpulannya, radio berfungsi sebagai pengiring lullaby tidur dan membantu proses pengeringan masker di wajah saya...

5. Jaman kerja... iya... masa saya sekarang.... setiap berangkat dan pulang kantor saya pasti mendengarkan radio. Dan favorit saya adalah JAK FM dan MOTION FM (stasiun radio Jakarta). Mengapa tidak mendengarkan song playlist saya saja? Mmmmmmm...... entahlah, Saya lebih menikmati lagu-lagu baru yang belum pernah saya dengar kemudian cuap-cuap si penyiar. Informasi-informasi ringan yang terkadang jadi penting (misalnya arus lalu lintas). Dan sepertinya radio masih akan bersama saya dalam waktu yang cukup lama dan kami akan lebih dekat lagi. Kenapa??? lihat point 6 ya...

6. Harus diakui bisnis radio saat ini sudah di stage sunset. Apalagi radio-radio lokal yang ada di daerah. Saat ini, tempat saya bekerja mempunyai strategi operasional yang memanfaatkan stasiun radio lokal menjadi agent distribusi. Kami selaku produsen memiliki zero cost untuk advertising di radio, produk bisa sampai ke pelosok daerah, sementara radio akan memiliki income lain sambil tetap siaran program-program mereka. Sounds great right?.... kerjasama yang sangat menyenangkan.... and what an idea..!

Viva la Radio.... kita dengar lagunya Gombloh yang judulnya 'Di Radio' yuk.... :)

Di radio aku dengar lagu kesayangmuKu telepon ke rumahmu sedang apa sayangkuKu harap engkau mendengarDan katakan rindu
Malam minggu pukul 7Aku apel di rumahmuKu bersiul dan menyanyiMembayangkan dirimu
Bercanda dan bercumbuDuduk berdua denganmu
Tetapi mimpi apa aku semalamKu lihat engkau duduk berduaBercanda mesra dengan seorang priaKau cubit, kau peluk,Kau cium..
Bercanda dan bercumbuDuduk berdua denganmu

No comments:

Post a Comment